Ortu Yosua, Minta Duduk Di Kursi Paling Depan: Kami Ingin Dengar Jelas Vonis Hakim Ke Ferdy Sambo Dan Putri

Jakarta – Orang tua almarhum Brigadir Yosua tampak sudah tiba di Jakarta untuk dapat mengikuti jalanya persidangan secara langsung dimana hari ini merupakan agenda sidang vonis hakim kepada dua terdakwa Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi di PN Jakarta Selatan, pada Senin (13/2/2023) hari ini.

Rencana nya Senin hari ini akan mengikuti jalanya proses pembacaan vonis terakhir untuk FS dan istrinya PC, dimana sebelumnya orang tua Yosua yakni Samuel Hutabarat dan ibunda Rosty Simanjuntak tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang pada Minggu (12/2/2023) siang.

|Baca Juga: MinyakKita Langka, Mendag Minta Pengusaha Jangan Aji Mumpung

Dalam kesempatan itu saat ditemui sejumlah rekan media, kepada awak media, Samuel Hutabarat mengatakan, bahwa saat ini pihaknya membenarkan soal permintaan bisa duduk di kursi paling depan saat pembacaan vonis terhadap Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi hari ini.

“Biar bisa secara langsung, secara jernih kita dengar hakim membacakan keputusannya,” ujar Samuel kemudian menjelaskan.

Disamping itu Samuel juga menyampaikan bahwa pihaknya berharap agar hakim menjatuhkan vonis maksimal terhadap Ferdy Sambo. Di mana eks Kadiv Propam Polri itu adalah aktor intelektual di balik tewasnya almarhum Brigadir Yosua. Di mana sebelumnya seperti diketahui, dalam kasus ini jaksa menuntut Ferdy Sambo dengan hukuman penjara seumur hidup.

Sementara itu untuk Putri Candrawathi, Samuel menilai dalam vonis ini istri Ferdy Sambo itu layak dihukum lebih berat dari tuntutan jaksa yang sebelumnya ‘cuma’ menuntut 8 tahun penjara.

Disisi lain Samuel juga menilai, bahwa saat ini Putri Candrawathi adalah pemicu dari tewasnya Brigadir Yosua. Dimana sebelumnya Putri sempat mengaku telah dilecehkan hingga menyulut emosi dari Ferdy Sambo.

Disisi lain bukan hanya itu, rupanya keterangan Putri di persidangan juga dinilai berbelit-belit, bahkan tampak seakan sudah memfitnah Brigadir Yosua. Yang awalnya mengaku dilecehkan namun kemudian kasusnya di SP3-kan, lalu kemudian mengaku di perkosa di rumah Magelang.

“Dialah yang menyulut itu, dialah yang tahu apa yang sebenarnya terjadi di Magelang. Dia sudah memfitnah terus anak kita almarhum Yosua. Difitnahnya mulai dari Duren Tiga, bilangnya pelecehan, sudah di SP3, sampai di Magelang dibilangnya itu diperkosa. Visumnya mana, itu,” tutur Samuel kemudian menambahkan.

Sebelumnya diketahui jika, Kuasa hukum keluarga Yosua, Martin Lukas Simanjuntak menyampaikan bahwa nantinya orang tua Yosua akan menyaksikan langsung jalannya sidang vonis terhadap Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.

“Orang tua Yosua akan hadir di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan besok tanggal 13 Februari 2023 pada saat pembacaan putusan terdakwa Ferdy Sambo dan terdakwa Putri Candrawathi,” kata Martin kepada wartawan, Minggu (12/2/2023).

Disamping itu Martin juga menyampaikan harapan keluarga Yosua dalam persidangan besok hakim dapat memvonis Ferdy Sambo dengan hukuman penjara seumur hidup. Sedangkan terdakwa Putri Candrawathi harapannya dijatuhkan vonis 20 tahun penjara atau lebih tinggi dari tuntutan jaksa penuntut umum (JPU).

“Harapan keluarga untuk vonis terdakwa Ferdy Sambo majelis hakim dapat memvonis sesuai tuntutan jaksa penuntut umum (penjara seumur hidup), dan untuk terdakwa Putri Candrawati agar divonis melebihi dari tuntutan jaksa penuntut umum (ultra petita),” katanya.

Disamping itu, Martin juga turut menjelaskan alasan Putri Candrawathi mesti divonis lebih tinggi daripada tuntutan jaksa karena istri Ferdy Sambo tersebut dinilai sebagai pemicu peristiwa pembunuhan terhadap Yosua.

“PC (Putri Candrawathi) berdasarkan kesimpulan pada surat tuntutan jaksa penuntut umum adalah sebagai pemicu dan yang menularkan niat jahat (mens rea) pertama kali kepada terdakwa Ferdy Sambo dengan cara mengatakan diperkosa padahal tidak diperkosa sehingga membuat Ferdy Sambo terprovokasi dan membuat perencanaan untuk merampas nyawa milik almarhum Yosua,” bebernya kemudian mengakhiri.